Minggu, 27 Maret 2016

MENGENAL BAHAYA API DAN CARA MENGATASI

BAHAYA API
1        Tujuan
Setelah mengikuti pembelajaran materi modul ini diharapkan peserta mampu :
1.      Mendiskripsikan bahaya kebakaran yang disebabkan oleh panas/api
2.      Mengaplikasikan cara mengatasi bahaya oleh panas/api
2        Indikator Pencapaian Kompetensi
1.      Mendiskripsikan bahaya kebakaran yang disebabkan oleh panas/api
2.      Mengaplikasikan cara mengatasi bahaya oleh panas/api

3        Uraian
            Kebakaran yang di akibatkan oleh panas/api sudah banyak terjadi dimanapun.namun masih juga terjadi akibat banyak hal.namun sebab kesalahan manusia menjadi persoalan yang paling mengkhawatirkan.
Oleh karenanya diharapkan setelah mempelajari materi ini ,makin membuka cakrawala kesadaran akan betapa merugikannya kebakaran yang ditimbulkan oleh panas/api.
Sebagaimana kita ketahui sebab kebakaran itu bersumber dari 3 hal. Yaitu :….
1.      Sumber panas/api
2.      Bahan yang mudah terbakar
3.      Udara/oksigen
Perpindahan panas antara dua sustansi, dari sustansi yang bersuhu tinggi, panas berpindah ke sustansi yang bersuhu rendah dengan adanya kontak kedua sustansi secara langsung disebut dengan konduksi.
Ketika sustansi atau benda yang memiliki perbedaan suhu saling bersentuhan, terdapat sejumlah kalor yang mengalir dari benda atau tempat yang bersuhu tinggi ke benda atau tempat yang bersuhu rendah. Kalor membutuhkan selang waktu tertentu.
Contoh : Ketika tangan memegang gelas panas, maka telapak tangan akan menerima panas dari gelas tersebut.Agar kenyamanan berada di suatu ruangan terjaga, maka penjagaan atas pengaruh panas pada ruangan harus dilakukan. Ini bisa dilakukan dengan memenuhi tuntutan atas sanitasi udara pada ruang tsb(memberi jendela yang cukup), memberi tambahan peneduh yang dapat mengurangi pengaruh panas, memasang penyekat panas dsb.
            Pada dasarnya, perlindungan terhadap panas dapat dikelompokkan dalam 2   langkah utama :
 1. preventif (langkah pencegahan sebelum terjadi)
 2. kuratif (pengamanan saat terjadi)
                              
1.  Preventif  (langkah pencegahan sebelum terjadi).
            Adalah semua langkah yang dilakukan untuk mencegah semua resiko yang timbul      akibat adanya panas (misal suhu tinggi, terbakar dsm).
Dengan memperhatikan tempat,ruang yang akan dilindungi terhadap panas ; kita perhatikan dari mana sumber panas berasal, dimana bahan yang dapat terbakar/ mudah terbakar berada , dan sirkulasi udara berasal.
Sumber panas : bisa dilokalisir di tempat yang dapat meminimalisir dampak panasnya.misalnya untuk ruang Engine Power di tempatkan agak jauh dari ruang proses produksi bengkel kayu. Dan konstruksi ruang Engine Power ini dibuat sedemikian rupa jangan sampai memancarkan panas dan suara gaduh yang mengganggu. Misalnya bangunan dibuat dari tembok/dinding tahan panas dan kedap suara. Sedangkan bila  dikapal, ruang Mesin Utama/induk dengan instalasi manifold (pipa exhause untuk pembuangan gas dari mesin utama), dapur/pantry dengan kompor gasnya , mesin bantu sebagai power supply untuk penerangan kapal, merupakan 3 tempat utama yang merupakan sumber panas dan perlu diwaspa dai.namun tetap jangan sampai mengganggu kelancaran aktifitas secara umum.
       Bahan yang dapat terbakar , secara umum kita tahu bahan ini dikelompokkan dalam 3 bentuk. Yakni cair , padat , dan gas. (contoh zat  mudah terbakar yang berbentuk cair : bensin , minyak tanah , solar ,benzol , spiritus , alkohol . contoh zat padatnya : karet , plastik , kayu kering . contoh zat gasnya : LPG (Liquid Petrol Gas) , methannol , benzol gas dsb )
Sirkulasi udara , semua ruangan baik fasilitas bangunan sipil di darat maupun bangunan yang ada di kapal memerlukan adanya fasilitas untuk sirkulasi udara . bentuk umumnya adalah : jendela , pintu , lubang angin/loster dsm. Sedangkan dikapal, fasilitas ini dapat berupa sky light yang dapat dibuka/tutup , jendela , Man Hole untuk aliran udara blower , goose neck (leher angsa) untuk aliran udara ke ruang palka/ruang muat kapal.











Memang kalau kita perhatikan, sebenarnya langkah preventif (pencegahan sebelum terjadi) akan mempunyai ciri khas di masing-masing bahaya yang timbul dari benda yang berbeda. Tapi intinya sama , menghindari timbulnya bahaya akibat timbulnya panas yang terus menerus akibat aktifitas itu sendiri.
sumber panas yang terjadi sering dihubungkan dengan adanya api. Kondisi terburuk  saat api berada disuatu tempat adalah timbulnya kebakaran.
Perlu diketahui bahwa ada 3 unsur yang menyebabkan terjadinya kebakaran :
1.      sumber panas/api/penyulut timbulnya api
2.      bahan yang dapat terbakar
3.      udara/O2
jika ke 3 unsur tadi ditemukan dalam tempat dan waktu yang bersamaan, maka resiko kebakaran besar  sekali terjadi.tetapi bila kita  dapat mencegah terjadinya ke 3 unsur tadi bertemu, maka kemungkinan adanya kebakaran dapat dihindari.
            Langkah  preventif untuk  pencegahan kebakaran ini berdasar dari jenis zat yang mudah terbakar adalah :
1.      1. untuk bahan padat  :
·      Hindarkan dari pengaruh panas yang berlangsung terus-menerus, bila dianggap perlu berilah penyekatan terhadap panas ini dengan bahan yang tahan terhadap panas dan tak terbakar oleh api.(dinding bata, ba tako, asbes semen, zinc alumin, galvalum dsb).
·      Bila terpaksa bahan padat ini harus berada disekitar sumber panas dan terus mendapat pengaruh panas, lakukan pengisolasian atas bahan padat ini dengan bahan yang dapat memantulkan panas (aluminium foil, kaca cermin) dibantu pemanfaatan bahan yang dapat menyekat pengaruh panas (glass wool, rock wool, benang/tenunan asbes dsb).
·      Siapkan perangkat pemadam kebakaran yang masih berfungsi secara baik(tekanan penyemprotan , bahan pemadam masih aktif terpakai) disekitar tempat ini, serta mudah dijangkau dan dioperasikan.
1.2. untuk bahan cair :
·    Tempatkan zat cair yang mudah terbakar ini disuatu tempat/wadah jauh dari sumber panas. Hindari kebocoran wadah/tempatnya, jangan lupa tutupnya masih rapat berfungsi.untuk menghindari penguapan zat cair dan dapat mengurangi volumenya, serta untuk menghindari adanya percikan api yang berbahaya.
·    Beri pipa udara pada tempat zat cair, agar perubahan tekanan didalam wadah yang tertutup ini tak membahayakan (kemungkinan meledak). Pipa hawa ini bisa dilengkapi dengan katup pengontrol tekanan (pres sure control valve)                                                              
                                              
·    Untuk tangki penyimpanan bahan bakar terbuat dari plat/baja usahakan diberi pipa duga + kran pengontrol, untuk mengetahui volume bahan bakar dalam tangki. Sekaligus menghindari tumpahan bahan bakar saat pengisian bahan bakar kedalam tangki dilakukan.
·    Kalau tempat penyimpanannya berupa tangki yang terhubung dengan instalasi pipa distribusi untuk pemakaian, tempatkan kran-kran penga man aliran bahan bakar cair ini sesuai tempat dan fungsinya.
·    Langkah pengaman awal terhadap bahaya kebakaran, siapkan pasir yang ditempatkan dalam wadah secukupnya tak jauh dari tangki pen yimpanan bahan bakar. Jangan lakukan pemadaman kebakaran bahan bakar cair ini menggunakan air. Sebab sifat bahan bakar cair ini terapung diatas air ( BJ < 1,0).
·    Adanya perangkat pemadam kebakaran, dengan bahan pemadaman busa/foam yang masih aktif , penting dilakukan.
1.3    untuk bahan gas :
·         Seperti umumnya , bahan bakar gas disimpan dalam tabung-tabung plat baja lengkap dengan katup pengaman. Yakinkan bahwa katup ini tak mengalami kebocoran (perhatikan ada tidaknya perubahan tekanan pada indikator di tabung gas saat tak dipakai). Bila tabung tak dilengkapi indikator tekanan, perhatikan kemungkinan tanda kebocoran berupa bau gas yang menebar sekitar tabung gas. Jangan nyalakan api bila ini terjadi.!!!
·         Bila ternyata tabung gas ini terhubung dengan pipa/slang distribusi ke pemakaian , harus dijamin  tak ada kebocoran disitu. Bila terjadi kebocoran , matikan stop kran distribusi. Perbaiki saluran yang bocor .hindari pemakaian api saat perbaikan (las misalnya), sebab dapat menimbulkan ledakan, disertai kebakaran
·         Sediakan perangkat pemadam kebakaran, dengan bahan pemadaman busa/foam yang masih aktif .
2.      Kuratif (Langkah pengamanan saat terjadi).
Adalah semua langkah pengamanan yang diambil sewaktu terjadi  dampak akibat panas (suhu tinggi , kebakaran.).
Bila yang terjadi adalah suhu meninggi lalu timbul kobaran api , lakukan langkah penyelamatan sebagai berikut .
2.1.Pada benda padat  :
·         Sebelum api membesar, segera matikan sumber api pertama penyulut kebakaran. Sebisanya jauhkan benda yang belum tersentuh api.
·         Bila dirasa api makin membesar , segera lakukan pengisolasian gerakan api . perhatikan arah hembusan angin , pengisolasian gerakan api laku kan diarea yang berlawanan dengan arah hembusan angin. Langkah melawan arah angin ini, punya kesulitan sendiri . karena berarti juga melawan panas yang timbul. Atasi dengan menyetel ujung nozzel penyemprot ,supaya bentuk semburan cairan pemadam berbentuk tirai melingkar.(lihat gbr hal 8 berikut)
·         Upayakan agar semua benda yang masih belum tersentuh api dan mudah terbakar , dijauhkan dari kobaran yang menjilat .bila ini susah dilakukan(mungkin akibat kondisi tempat yang terbatas) , semprotkan saja cairan pemadam  agar membasahi/sekaligus mengisolasi atas suplai udara bebas ke benda padat yang dapat terbakar ini .
·         Ketika penyemprotan untuk pemadaman ini , jangan lupa  memati kan arus listrik disekitar area yang terbakar. Mengingat cairan pemadam yang kita pakai sifatnya konduktor/penghantar arus listrik   

2.2.Pada benda cair :
·         Perlu dipahami sifat zat cair yang dapat terbakar , adalah terapung diatas air (BJ < 1). Jadi gunakan pemadaman ini dengan busa pemadam/foam atau butiran pasir .  pemakaian air  saja  dapat memperbesar resiko meluasnya api.
·         Hentikan pasokan cairan yang dapat terbakar kearah kobaran api . matikan kran penutup pada pipa yang menyalurkan cairan bahan bakar ini. Bila terlanjur menggenang , segera tutup dengan pasir atau tanah urug kering yang tak menggumpal (mirip sirtu/ tanah padel kering).
·         Adanya pipa distribusi , tangki penyimpanan bahan bakar dilokasi keba karan perlu diwaspadai. Mengingat tekanan didalam pipa tadi maupun tangki penyimpanan bahan bakar bisa menjadi besar, bahkan mendorong terjadinya ledakan. Akibat memuainya tekanan didalam pipa maupun tangki , dampak pengaruh panas api.
·         Yakinkan bahwa busana yang kita pakai saat berada di area kebakaran seperti point 3 diatas tadi, termasuk tahan api. Bila tidak, maka segera menjauh dari area ini . serahkan pada orang yang siap dengan kelengkapan itu. Ini berlaku juga untuk kebakaran pada benda padat maupun benda gas .


                                                    
                                                                                                                                                                 
                                                       
         
                
 2.3. Pada benda gas :
·         Karena sifatnya mudah terbakar dan melayang diudara , gas ini juga mu dah berpindah tempat oleh hembusan udara disekitarnya. Penting sekali mengenali(=menghafalkan) bau gas yang mudah terbakar ini untuk lang kah pengamanan atas bahaya yang ditimbulkan.
                                       
·         Bila indikasi gas yang dapat terbakar ini  ditemukan, jangan ada yang menyalakan api(termasuk nyala rokok).temukan asal kebocoran gas, tutup/sumbatlah kebocoran itu .segera buka sarana ventilasi udara(jendela , pintu , loster), biarkan sirkulasi udara berganti untuk memberi kesempatan gas bakar ini keluar ruangan. Bisa dibantu dengan tiupan kipas angin/blo wer sepanjang perangkat ini dijamin tak memercikkan api saat bekerja(on)
·         Tak menutup kemungkinan, kita dapati nyala api sudah berkobar akibat bocornya gas ini. Temukan posisi tabung gas, dengan pipa/slang distribusi nya. Karena disitulah kran pengaman berada, lalu matikan aliran gas. Biasanya api akan padam dg sendirinya.
·         Kalau langkah diatas sulit dilakukan, karena api sudah menguasai ruangan dan dekat dengan tabung gas, waspadalah, ambil posisi berlindung dari kemungkinan ledakan tabung gas. Tapi tetap mencoba matikan api dari gas bakar ini dengan menyemprotkan busa pemadam .

Bahan Pemadam Kebakaran
Bahan Pemadam Kebakaran yang banyak dijumpai dan dipakai saat ini antara lain :
1.               Bahan pemadam Air
2.               Bahan pemadam Busa (Foam)
3.               Bahan pemadam Gas CO2
4.               Bahan pemadam powder kering (Dry chemical)
5.               Bahan pemadam Gas Halon (BCF)
Description: bahan pemadam kebakaran










Bahan Pemadam Kebakaran
berikut rincian dari kelima bahan pemadam kebakaran tersebut :
1)         Bahan pemadam Air. Bahan pemadam air mudah didapat, harga murah, dapat digunakan dalam jumlah yang tak terbatas bahkan tidak perlu beli/gratis. Air disamping menurunkan panas/suhu (mendinginkan) dapat pula menahan/menolak dan mengusir masuknya oksigen apabila dikabutkan.
Pada saat ini bahan pemadam kebakaran air banyak digunakan dengan sistim/bentuk kabut (Fog), karena mempunyai beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan pancaran air antara lain :
Ø  Mempunyai kemampuan menyerap panas (pendinginan ) lebih besar. 1 liter air yang dipancarkan dapat menyerap panas 30 kcal,sedangkan bila dikabutkan 1 liter air dapat menjadi uap sebanyak1.600 lt dan akan menyerap panas sampai 300 kcal.
Ø  Peyemprotan nozzel lebih mudah dikendalikan, dengan mengatur nozzel pancaran dapat dikendalikan bahkan sistim kabut (fog)
Ø  Menghasilkan udara segar
Ø  Dapat digunakan pada kebakaran minyak (Zat cair)

Keuntungan:
1.      sebagai media pendingin yang baik
2.      mudah didapat dan besar jumlahnya
3.      biaya eksploitasi rendah

Kerugian :
1.      menghantar listrik
2.      dikapal dapat mengganggu keseimbangan(stabilitas)
3.      dapat merusak barang-barang berharga tertentu seperti alat-alat elektronik
4.      menambah panas apabila terkena karbit kopra mentah, atau bahan-bahan kimia tertentu
2)         Foam AFFF (Aqueous Film Forming Foam) adalah berbasis air dan sering mengandung surfaktan berbasis hidrokarbon seperti sulfat sodium alkyl, fluoro surfactant seperti : fluorotelomers, asam perfluorooctanoic (PFOA), asam perfluorooctanesulfonic (PFOS). Mereka memiliki kemampuan untuk menyebar di permukaan cairan berbasis hidrokarbon. Alcohol resistant aqueous film forming foams (AR AFFF) adalah busa/foam yang tahan terhadap reaksi dari alkohol, dapat membentuk lapisan/ segmen pelindung ketika dipakai atau disemprotkan.
v  Dapat digunakan untuk memadamkan api kelas A namun sangat cocok bila digunakan untuk kelas B.
v  Bersifat Kondukstif (Penghantar Listrik). Tidak dapat dipakai untuk memadamkan api kelas C.
v  Foam bersifat ringan, sangat efektif untuk memadamkan zat cair yang mudah terbakar dengan cara mengisolasi oksigen serta menutupi permukaan zat cair untuk menghindari api yang dapat menjalar (meluas) kembali.
v  Tidak berbahaya terhadap tumbuhan, hewan terutama manusia.
3)         Co2 adalah Senyawa/bahan kimia yang terbentuk dari 1 atom karbon + 2 atom oksigen, yang dapat dihasilkan baik dari kegiatan alamiah maupun kegiatan manusia. Dengan menghembuskan gas CO2 akan dapat mengusir dan mengurangi prosentase oksigen (O2) yang ada diudara sampai 12 % – 15 %. Gas CO2 ini lebih berat dari pada udara dan seperti gas-gas lain tidak menghantar listrik, tidak berbau dan tidak meninggalkan bekas/bersih.
v Dapat digunakan memadamkan kebakaran kelas B dan C karena merupakan bahan gas, Co2 tidak merusak, dengan daya guna yang efektif dan bersih.
v Sangat efisien serta efektif digunakan dalam ruangan seperti kantor, lab dan ruangan lainnya.
v Carbon Dioxide (Co2) dapat menyerap panas dan sekaligus mendinginkan.
v Konstruksi tabung dirancang khusus untuk menahan tekanan tinggi dan dilengkapi dengan selang yang panjang dengan nozzle yang berbentuk corong.
v Tidak berbahaya terhadap tumbuhan, hewan terutama manusia. 
4)        Dry Chemical powder merupakan kombinasi dari fosfat Mono-amonium dan ammonium sulphate. Yang berfungsi mengganggu reaksi kimia yang terjadi pada zona pembakaran, sehingga api padam. Dry Chemical powder juga memiliki titik lebur yang rendah dan pada partikel yang sangat kering serta membengkak untuk membentuk penghalang yang hingga oksigen tidak dapat masuk sehingga dapat menutupi area kebakaran (api), akhirnya api tidak akan menyala dikarenakan pijakannya ditutupi oleh Dry Chemical powder.

·   Merupakan media pemadam api serbaguna, aman dan luas pemakaiannya karena dapat mematikan api kelas A, B, dan C.
·   Dapat menahan radiasi panas dengan kabut (serbuk) partikelnya.
·   Tidak menghantarkan listrik (Non Konduktif).
·   Kimia kering tidak beracun (Non Toxic).
·   Tidak berbahaya terhadap tumbuhan, hewan terutama manusia. 
Cara penggunaan dry chemical hampir sama dengan gas CO2 yaitu :
1.Pertama harus diperhatikan adanya/arah angin, jika angin bertiup terlalu kuat maka penggunaa dry chemical ini tidak efisien,
2.Arahkan pancaran pemotong nyala api dan usahakan dapat terbentuk semacam awan/asap untuk menutup nyala api tersebut.  
5)         Gas Pengganti Hallon/ HCFC-141b adalah senyawa kimia yaitu hydrochlorofluorocarbon (HCFC). Merupakan senyawa dari 1,1-dichloro-1-fluoroethane dan Chemical Abstracts.
·      Merupakan pemadam api yang bersih dan tidak meninggalkan residu.
·      Sangat efektif untuk digunakan pada semua resiko kelas kebakaran A, B dan C.
·      Tidak menghantarkan listrik (Non Konduktif), sehingga tidak akan menyebabkan kerusakan pada peralatan elektronik dan alat perkantoran modern lainnya.
·      Tidak berbahaya terhadap tumbuhan, hewan terutama manusia.


Kebakaran bisa terjadi dimana saja, kapan saja, dan terjadi pada siapa saja, untuk itu kita perlu mengetahui bagaimana cara pelaksanaan pemadaman kebakaran agar kita sigap ketika terjadi kebakaran di sekitar kita.