BAHAYA
API
1
Tujuan
Setelah
mengikuti pembelajaran materi modul ini diharapkan peserta mampu :
1. Mendiskripsikan bahaya kebakaran
yang disebabkan oleh panas/api
2. Mengaplikasikan cara mengatasi
bahaya oleh panas/api
2
Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Mendiskripsikan bahaya kebakaran
yang disebabkan oleh panas/api
2. Mengaplikasikan cara mengatasi
bahaya oleh panas/api
3
Uraian
Kebakaran yang di akibatkan oleh
panas/api sudah banyak terjadi dimanapun.namun masih juga terjadi akibat banyak
hal.namun sebab kesalahan manusia menjadi persoalan yang paling
mengkhawatirkan.
Oleh karenanya diharapkan setelah
mempelajari materi ini ,makin membuka cakrawala kesadaran akan betapa
merugikannya kebakaran yang ditimbulkan oleh panas/api.
Sebagaimana kita ketahui sebab
kebakaran itu bersumber dari 3 hal. Yaitu :….
1. Sumber panas/api
2. Bahan yang mudah terbakar
3. Udara/oksigen
Perpindahan panas antara dua sustansi, dari sustansi yang
bersuhu tinggi, panas berpindah ke sustansi yang bersuhu rendah dengan adanya
kontak kedua sustansi secara langsung disebut dengan konduksi.
Ketika
sustansi atau benda yang memiliki perbedaan suhu saling bersentuhan, terdapat
sejumlah kalor yang mengalir dari benda atau tempat yang bersuhu tinggi ke
benda atau tempat yang bersuhu rendah. Kalor membutuhkan selang waktu tertentu.
Contoh : Ketika tangan memegang gelas panas, maka telapak
tangan akan menerima panas dari gelas tersebut.Agar kenyamanan berada di suatu
ruangan terjaga, maka penjagaan atas pengaruh panas pada ruangan harus
dilakukan. Ini bisa dilakukan dengan memenuhi tuntutan atas sanitasi udara pada
ruang tsb(memberi jendela yang cukup), memberi tambahan peneduh yang dapat
mengurangi pengaruh panas, memasang penyekat panas dsb.
Pada dasarnya, perlindungan terhadap
panas dapat dikelompokkan dalam 2
langkah utama :
1. preventif
(langkah pencegahan sebelum terjadi)
2. kuratif
(pengamanan saat terjadi)
1. Preventif
(langkah pencegahan sebelum terjadi).
Adalah semua
langkah yang dilakukan untuk mencegah semua resiko yang timbul akibat adanya panas (misal suhu tinggi,
terbakar dsm).
Dengan memperhatikan tempat,ruang yang akan dilindungi
terhadap panas ; kita perhatikan dari mana sumber panas berasal, dimana bahan
yang dapat terbakar/ mudah terbakar berada , dan sirkulasi udara berasal.
Sumber panas :
bisa dilokalisir di tempat yang dapat meminimalisir dampak panasnya.misalnya
untuk ruang Engine Power di tempatkan agak jauh dari ruang proses produksi
bengkel kayu. Dan konstruksi ruang Engine Power ini dibuat sedemikian rupa
jangan sampai memancarkan panas dan suara gaduh yang mengganggu. Misalnya
bangunan dibuat dari tembok/dinding tahan panas dan kedap suara. Sedangkan
bila dikapal, ruang Mesin Utama/induk
dengan instalasi manifold (pipa exhause untuk pembuangan gas dari mesin utama),
dapur/pantry dengan kompor gasnya , mesin bantu sebagai power supply untuk
penerangan kapal, merupakan 3 tempat utama yang merupakan sumber panas dan
perlu diwaspa dai.namun tetap jangan sampai mengganggu kelancaran aktifitas
secara umum.
Bahan yang dapat terbakar ,
secara umum kita tahu bahan ini dikelompokkan dalam 3 bentuk. Yakni cair ,
padat , dan gas. (contoh zat mudah
terbakar yang berbentuk cair : bensin , minyak tanah , solar ,benzol , spiritus
, alkohol . contoh zat padatnya : karet , plastik , kayu kering . contoh zat
gasnya : LPG (Liquid Petrol Gas) , methannol , benzol gas dsb )
Sirkulasi udara ,
semua ruangan baik fasilitas bangunan sipil di darat maupun bangunan yang ada di
kapal memerlukan adanya fasilitas untuk sirkulasi udara . bentuk umumnya adalah
: jendela , pintu , lubang angin/loster dsm. Sedangkan dikapal, fasilitas ini
dapat berupa sky light yang dapat dibuka/tutup , jendela , Man Hole untuk
aliran udara blower , goose neck (leher angsa) untuk aliran udara ke ruang
palka/ruang muat kapal.
Memang kalau kita perhatikan, sebenarnya langkah
preventif (pencegahan sebelum terjadi) akan mempunyai ciri khas di
masing-masing bahaya yang timbul dari benda yang berbeda. Tapi intinya sama ,
menghindari timbulnya bahaya akibat timbulnya panas yang terus menerus akibat
aktifitas itu sendiri.
sumber panas yang terjadi sering dihubungkan dengan
adanya api. Kondisi terburuk saat api
berada disuatu tempat adalah timbulnya kebakaran.
Perlu diketahui bahwa ada 3 unsur yang menyebabkan
terjadinya kebakaran :
1.
sumber panas/api/penyulut timbulnya api
2.
bahan yang dapat terbakar
3.
udara/O2
jika ke 3 unsur tadi ditemukan dalam tempat dan waktu
yang bersamaan, maka resiko kebakaran besar
sekali terjadi.tetapi bila kita
dapat mencegah terjadinya ke 3 unsur tadi bertemu, maka kemungkinan
adanya kebakaran dapat dihindari.
Langkah preventif untuk pencegahan kebakaran ini berdasar dari jenis
zat yang mudah terbakar adalah :
1.
1. untuk bahan padat
:
·
Hindarkan dari pengaruh panas yang berlangsung
terus-menerus, bila dianggap perlu berilah penyekatan terhadap panas ini dengan
bahan yang tahan terhadap panas dan tak terbakar oleh api.(dinding bata, ba
tako, asbes semen, zinc alumin, galvalum dsb).
·
Bila terpaksa bahan padat ini harus berada disekitar
sumber panas dan terus mendapat pengaruh panas, lakukan pengisolasian atas
bahan padat ini dengan bahan yang dapat memantulkan panas (aluminium
foil, kaca cermin) dibantu pemanfaatan bahan yang dapat menyekat pengaruh
panas (glass wool, rock wool, benang/tenunan asbes dsb).
·
Siapkan perangkat pemadam kebakaran yang masih berfungsi
secara baik(tekanan penyemprotan , bahan pemadam masih aktif terpakai)
disekitar tempat ini, serta mudah dijangkau dan dioperasikan.
1.2. untuk bahan cair :
·
Tempatkan zat cair yang mudah terbakar ini disuatu
tempat/wadah jauh dari sumber panas. Hindari kebocoran wadah/tempatnya, jangan
lupa tutupnya masih rapat berfungsi.untuk menghindari penguapan zat cair dan
dapat mengurangi volumenya, serta untuk menghindari adanya percikan api yang
berbahaya.
·
Beri pipa udara pada tempat zat cair, agar perubahan
tekanan didalam wadah yang tertutup ini tak membahayakan (kemungkinan meledak).
Pipa hawa ini bisa dilengkapi dengan katup pengontrol tekanan (pres sure
control valve)
·
Untuk tangki penyimpanan bahan bakar terbuat dari
plat/baja usahakan diberi pipa duga + kran pengontrol, untuk mengetahui volume
bahan bakar dalam tangki. Sekaligus menghindari tumpahan bahan bakar saat
pengisian bahan bakar kedalam tangki dilakukan.
·
Kalau tempat penyimpanannya berupa tangki yang terhubung
dengan instalasi pipa distribusi untuk pemakaian, tempatkan kran-kran penga man
aliran bahan bakar cair ini sesuai tempat dan fungsinya.
·
Langkah pengaman awal terhadap bahaya kebakaran, siapkan
pasir yang ditempatkan dalam wadah secukupnya tak jauh dari tangki pen yimpanan
bahan bakar. Jangan lakukan pemadaman kebakaran bahan bakar cair ini
menggunakan air. Sebab sifat bahan bakar cair ini terapung diatas air ( BJ <
1,0).
·
Adanya
perangkat pemadam kebakaran, dengan bahan pemadaman busa/foam yang masih aktif
, penting dilakukan.
1.3
untuk bahan gas :
·
Seperti umumnya , bahan bakar gas disimpan dalam
tabung-tabung plat baja lengkap dengan katup pengaman. Yakinkan bahwa katup ini
tak mengalami kebocoran (perhatikan ada tidaknya perubahan tekanan pada
indikator di tabung gas saat tak dipakai). Bila tabung tak dilengkapi indikator
tekanan, perhatikan kemungkinan tanda kebocoran berupa bau gas yang menebar
sekitar tabung gas. Jangan nyalakan api bila ini terjadi.!!!
·
Bila ternyata tabung gas ini terhubung dengan pipa/slang
distribusi ke pemakaian , harus dijamin
tak ada kebocoran disitu. Bila terjadi kebocoran , matikan stop kran
distribusi. Perbaiki saluran yang bocor .hindari pemakaian api saat perbaikan
(las misalnya), sebab dapat menimbulkan ledakan, disertai kebakaran
·
Sediakan perangkat pemadam kebakaran, dengan bahan
pemadaman busa/foam yang masih aktif .
2.
Kuratif
(Langkah pengamanan saat terjadi).
Adalah semua langkah pengamanan yang diambil sewaktu
terjadi dampak akibat panas (suhu tinggi
, kebakaran.).
Bila yang terjadi adalah suhu meninggi lalu timbul
kobaran api , lakukan langkah penyelamatan sebagai berikut .
2.1.Pada benda padat
:
·
Sebelum api membesar, segera matikan sumber api pertama
penyulut kebakaran. Sebisanya jauhkan benda yang belum tersentuh api.
·
Bila dirasa api makin membesar , segera lakukan pengisolasian
gerakan api . perhatikan arah hembusan angin , pengisolasian gerakan api laku
kan diarea yang berlawanan dengan arah hembusan angin. Langkah melawan arah
angin ini, punya kesulitan sendiri . karena berarti juga melawan panas yang
timbul. Atasi dengan menyetel ujung nozzel penyemprot ,supaya bentuk semburan
cairan pemadam berbentuk tirai melingkar.(lihat gbr hal 8 berikut)
·
Upayakan agar semua benda yang masih belum tersentuh api
dan mudah terbakar , dijauhkan dari kobaran yang menjilat .bila ini susah
dilakukan(mungkin akibat kondisi tempat yang terbatas) , semprotkan saja cairan
pemadam agar membasahi/sekaligus
mengisolasi atas suplai udara bebas ke benda padat yang dapat terbakar ini .
·
Ketika
penyemprotan untuk pemadaman ini , jangan lupa
memati kan arus listrik disekitar area yang terbakar. Mengingat cairan
pemadam yang kita pakai sifatnya konduktor/penghantar arus listrik
2.2.Pada benda cair :
·
Perlu dipahami sifat zat cair yang dapat terbakar ,
adalah terapung diatas air (BJ < 1). Jadi gunakan pemadaman ini dengan busa pemadam/foam
atau butiran pasir . pemakaian air saja
dapat memperbesar resiko meluasnya api.
·
Hentikan pasokan cairan yang dapat terbakar kearah
kobaran api . matikan kran penutup pada pipa yang menyalurkan cairan bahan bakar
ini. Bila terlanjur menggenang , segera tutup dengan pasir atau tanah urug
kering yang tak menggumpal (mirip sirtu/ tanah padel kering).
·
Adanya pipa distribusi , tangki penyimpanan bahan bakar
dilokasi keba karan perlu diwaspadai. Mengingat tekanan didalam pipa tadi
maupun tangki penyimpanan bahan bakar bisa menjadi besar, bahkan mendorong
terjadinya ledakan. Akibat memuainya tekanan didalam pipa maupun tangki ,
dampak pengaruh panas api.
·
Yakinkan
bahwa busana yang kita pakai saat berada di area kebakaran seperti point 3
diatas tadi, termasuk tahan api. Bila tidak, maka segera menjauh dari area ini
. serahkan pada orang yang siap dengan kelengkapan itu. Ini berlaku juga untuk
kebakaran pada benda padat maupun benda gas .
2.3. Pada benda
gas :
·
Karena sifatnya mudah terbakar dan melayang diudara , gas
ini juga mu dah berpindah tempat oleh hembusan udara disekitarnya. Penting
sekali mengenali(=menghafalkan) bau gas yang mudah terbakar ini untuk lang kah
pengamanan atas bahaya yang ditimbulkan.
·
Bila
indikasi gas yang dapat terbakar ini
ditemukan, jangan ada yang menyalakan api(termasuk nyala rokok).temukan
asal kebocoran gas, tutup/sumbatlah kebocoran itu .segera buka sarana ventilasi
udara(jendela , pintu , loster), biarkan sirkulasi udara berganti untuk memberi
kesempatan gas bakar ini keluar ruangan. Bisa dibantu dengan tiupan kipas
angin/blo wer sepanjang perangkat ini dijamin tak memercikkan api saat
bekerja(on)
·
Tak menutup kemungkinan, kita dapati nyala api sudah
berkobar akibat bocornya gas ini. Temukan posisi tabung gas, dengan pipa/slang
distribusi nya. Karena disitulah kran pengaman berada, lalu matikan aliran gas.
Biasanya api akan padam dg sendirinya.
·
Kalau langkah diatas sulit dilakukan, karena api sudah
menguasai ruangan dan dekat dengan tabung gas, waspadalah, ambil posisi
berlindung dari kemungkinan ledakan tabung gas. Tapi tetap mencoba matikan api
dari gas bakar ini dengan menyemprotkan busa pemadam .
Bahan Pemadam Kebakaran
Bahan Pemadam Kebakaran yang banyak
dijumpai dan dipakai saat ini antara lain :
1.
Bahan
pemadam Air
2.
Bahan
pemadam Busa (Foam)
3.
Bahan
pemadam Gas CO2
4.
Bahan
pemadam powder kering (Dry chemical)
5.
Bahan
pemadam Gas Halon (BCF)
Bahan
Pemadam Kebakaran
berikut rincian dari kelima bahan pemadam kebakaran
tersebut :
1) Bahan
pemadam Air. Bahan pemadam air mudah didapat, harga murah, dapat
digunakan dalam jumlah yang tak terbatas bahkan tidak perlu beli/gratis. Air
disamping menurunkan panas/suhu (mendinginkan) dapat pula menahan/menolak dan
mengusir masuknya oksigen apabila dikabutkan.
Pada saat ini bahan pemadam kebakaran air banyak
digunakan dengan sistim/bentuk kabut (Fog), karena mempunyai beberapa kelebihan
jika dibandingkan dengan pancaran air antara lain :
Ø
Mempunyai kemampuan menyerap panas (pendinginan ) lebih
besar. 1 liter air yang dipancarkan dapat menyerap panas 30 kcal,sedangkan bila
dikabutkan 1 liter air dapat menjadi uap sebanyak1.600 lt dan akan menyerap
panas sampai 300 kcal.
Ø
Peyemprotan nozzel lebih mudah dikendalikan, dengan
mengatur nozzel pancaran dapat dikendalikan bahkan sistim kabut (fog)
Ø Menghasilkan udara segar
Ø
Dapat digunakan pada kebakaran minyak (Zat cair)
Keuntungan:
1. sebagai media pendingin yang baik
2. mudah didapat dan besar jumlahnya
3. biaya eksploitasi rendah
Kerugian
:
1. menghantar listrik
2.
dikapal dapat mengganggu keseimbangan(stabilitas)
3.
dapat merusak barang-barang berharga tertentu seperti
alat-alat elektronik
4.
menambah panas apabila terkena karbit kopra mentah, atau
bahan-bahan kimia tertentu
2) Foam
AFFF (Aqueous Film Forming Foam) adalah berbasis air dan
sering mengandung surfaktan berbasis hidrokarbon seperti sulfat sodium alkyl,
fluoro surfactant seperti : fluorotelomers, asam perfluorooctanoic (PFOA),
asam perfluorooctanesulfonic (PFOS). Mereka memiliki kemampuan untuk menyebar
di permukaan cairan berbasis hidrokarbon. Alcohol resistant aqueous film
forming foams (AR AFFF) adalah busa/foam yang tahan terhadap reaksi dari
alkohol, dapat membentuk lapisan/ segmen pelindung ketika dipakai atau
disemprotkan.
v
Dapat digunakan untuk memadamkan api kelas
A namun sangat cocok bila digunakan untuk kelas B.
v
Bersifat Kondukstif (Penghantar Listrik). Tidak dapat
dipakai untuk memadamkan api kelas C.
v
Foam bersifat ringan, sangat efektif untuk memadamkan zat
cair yang mudah terbakar dengan cara mengisolasi oksigen serta menutupi
permukaan zat cair untuk menghindari api yang dapat menjalar (meluas) kembali.
v
Tidak berbahaya terhadap tumbuhan, hewan terutama
manusia.
3) Co2 adalah
Senyawa/bahan kimia yang terbentuk dari 1 atom karbon + 2 atom oksigen, yang
dapat dihasilkan baik dari kegiatan alamiah maupun kegiatan manusia. Dengan
menghembuskan gas CO2 akan dapat mengusir dan mengurangi prosentase oksigen
(O2) yang ada diudara sampai 12 % – 15 %. Gas CO2 ini lebih berat dari pada
udara dan seperti gas-gas lain tidak menghantar listrik, tidak berbau dan tidak
meninggalkan bekas/bersih.
v Dapat
digunakan memadamkan kebakaran kelas B dan C karena
merupakan bahan gas, Co2 tidak merusak, dengan daya guna yang efektif dan
bersih.
v Sangat
efisien serta efektif digunakan dalam ruangan seperti kantor, lab dan ruangan
lainnya.
v Carbon Dioxide (Co2) dapat
menyerap panas dan sekaligus mendinginkan.
v Konstruksi tabung dirancang
khusus untuk menahan tekanan tinggi dan dilengkapi dengan selang yang panjang
dengan nozzle yang berbentuk corong.
v Tidak
berbahaya terhadap tumbuhan, hewan terutama manusia.
4) Dry
Chemical powder merupakan kombinasi dari fosfat
Mono-amonium dan ammonium sulphate. Yang berfungsi
mengganggu reaksi kimia yang terjadi pada zona pembakaran, sehingga api
padam. Dry Chemical powder juga memiliki titik lebur yang
rendah dan pada partikel yang sangat kering serta membengkak untuk membentuk
penghalang yang hingga oksigen tidak dapat masuk sehingga dapat menutupi area
kebakaran (api), akhirnya api tidak akan menyala dikarenakan pijakannya
ditutupi oleh Dry Chemical powder.
· Merupakan
media pemadam api serbaguna, aman dan luas pemakaiannya karena dapat mematikan
api kelas A, B, dan C.
· Dapat
menahan radiasi panas dengan kabut (serbuk) partikelnya.
· Tidak
menghantarkan listrik (Non Konduktif).
· Kimia
kering tidak beracun (Non Toxic).
· Tidak
berbahaya terhadap tumbuhan, hewan terutama manusia.
Cara penggunaan dry
chemical hampir sama dengan gas CO2 yaitu :
1.Pertama harus diperhatikan
adanya/arah angin, jika angin bertiup terlalu kuat maka penggunaa dry
chemical ini tidak efisien,
2.Arahkan pancaran pemotong nyala
api dan usahakan dapat terbentuk semacam awan/asap untuk menutup nyala api
tersebut.
5) Gas
Pengganti Hallon/ HCFC-141b adalah senyawa kimia
yaitu hydrochlorofluorocarbon (HCFC). Merupakan senyawa
dari 1,1-dichloro-1-fluoroethane dan Chemical
Abstracts.
· Merupakan
pemadam api yang bersih dan tidak meninggalkan residu.
· Sangat
efektif untuk digunakan pada semua resiko kelas kebakaran
A, B dan C.
· Tidak
menghantarkan listrik (Non Konduktif), sehingga tidak akan menyebabkan
kerusakan pada peralatan elektronik dan alat perkantoran modern lainnya.
·
Tidak berbahaya terhadap tumbuhan, hewan terutama
manusia.
Kebakaran bisa terjadi dimana saja, kapan saja, dan
terjadi pada siapa saja, untuk itu kita perlu mengetahui bagaimana cara
pelaksanaan pemadaman kebakaran agar kita sigap ketika terjadi kebakaran di
sekitar kita.